Ibadah dalam Islam selalu ada tuntunannya, dan kali ini Ustadz Solihin akan membahas tentang Tuntunan I’tikaf, selamat membaca di Kultum Ramadhan 1442H ini.
Tulisan ini adalah tulisan rutin di Bulan Ramadhan di website PDMGK.org semoga kita mendapatkan manfaat dan ilmu dari Rubrik Rutin ini.
Tuntunan I’tikaf
Ketika Ramadhan sudah memasuki 10 hari terakhir, Rasulullah SAW semakin bersungguhsungguh dan tekun beribadah.
Hal itu merujuk pada hadits ‘Aisyah ra sebagaimana dalam Putusan Tarjih:
:عَنْ عَائشَةَ رضِيَ اللَّ هُ عَنْـهَا قالتْ: – كَانَ رسُولُ اللَّ هِ – صلى اﷲ عليه وسلم – إذا دَخَلَ العَشْرُ -أيْ
العَشْرُ الْأَخِيرُ مِنْ رمَضَانَ – شَ َّ د مِئْـزَ رَُه, وَأحْيا ليْـلَهُ, وََأيْـقَظَ أَهْلَهُ – مَُّ تـفَقٌ عَليْهِ
Dari ‘Aisyah ra, ia berkata, “Rasulullah SAW biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam‐malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri‐istrinya untuk beribadah.” Muttafaqun‘alaih.
Rahasia I’tikaf:
Rasulullah SAW begitu bersemangat dalam beri’tikaf pada 10 hari terkahir, diantaranya karena
2 hal :
- Memaksimalkan ibadah untuk meraih fadlilah Ramadhan bulan penuh rohmat, maghfiroh,pelipatgandaan pahala yang akan segera berakhir
- Ada malam lailatul qodr.
Syarat Sahnya I’tikaf
Syarat‐syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang akan ber’itikaf adalah : [1] Muslim, [2] Baligh /Mumayyiz, [3] Suci [4] Niat ikhlas karena Allah [5] Di Masjid [6] Khusus untuk istri, harus seizin suaminya dan tidak menimbulkan fitnah.
Dibolehkan bagi wanita untuk melakukan i’tikaf sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan istri tercinta beliau untuk beri’tikaf.
أ َّ ن النَّ َّ بي صَلَّ ى اللَّ هُ عَليْهِ وَسَلَّ مَ كَانَ يَـعَْتكِفُ العَشْرَ الْأوَاخِرَ مِنْ رمَضَانَ حَ َّ تى تَـوَفَّ اهُ اللَّ هُ ثُمَّ اعْتكَفَ أزَْواجُهُ مِنْ بـعْدِهِ
“Nabi beri’tikaf di sepuluh akhir dari romadhon sampai wafat kemudian istri‐istri beliau beri’tikaf setelahnya.” (HR. Bukhori)
Amalan‐amalan Sunnah saat I’tikaf
Bagi orang yang beri’tikaf, disunnah untuk memperbanyak ibadah sunnah seperti shalat tarawih, sholat tahiyatul masjid, sholat antara adzan dan iqomah, sholat dhuha, sholat rawatib, sholat sunnah isyroq’, membaca al‐Qur’an, berdzikir pagi dan petang, dzikir sesudah sholat maupun dzikir dan berdo’a sesudah sholat, shalawat, berdoa dan ibadah‐ibadah lain yang bisa mendekatkan ‘taqarrub’ dirinya pada Allah SWT.
Hendaknya memperbanyak do’a :
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbu al‐afwa fa’fu ‘anni ‐ Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau menyukai maaf, maka maafkan aku‐.
Hal ini berdasarkan hadits ‘Aisyah ra:
يا رسُولَ اللَّ هِ أرأيتَ إنْ عَلمْتُ أ ُّ ى ليْـلةٍ ليْـلةُ القَدْرِ مَا أقولُ فيهَ ا قالَ قوِلِى اللَّ هُ َّ م إنَّ كَ عَفُ ٌّ و تُِح ُّ ب العَفْوَفَ ْاع ُف َع ِّ نى
“’Aisyah RA berkata: Wahai Rasulullah, maukah engkau memberi tahu aku apa malam lailatul qadar itu dan apa yang harus saya pada malam itu?”
Beliau (Rasulullah SAW) berkata, “Katakan:
: اللَّ ُه َّ م إِنَّ َك َع ُف ٌّ و ُتِح ُّ ب الْ َع ْف َو فَ ْاع ُف َع ِّ ني “
(HR Imam at Turmudzi)
Demikian Semoga kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat