Inilah Konsep Kebahagiaan Dalam Surah Al-Insyirah, Kultum Ramadhan oleh Ustadz Untung Santoso, selamat membaca dan semoga kita bisa mengambil Hikmanya.

Konsep Kebahagiaan Dalam Surah Al-Insyirah

Setiap manusia ingin mendapatkan kebahagiaan. Berbagai cara pun mereka tempuh dan kerjakan. Semuanya atas dasar ingin mencapai rasa bahagia itu. Berikut ini beberapa konsep kebahagiaan yang ditawarkan dalam Surah Al‐Insyirah atau biasa disebut Alam Nasyrah. 

  ألَمْ  نشْرَحْ  لكَ  صَدْركَ

“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?”  [QS: Al Insyirah [94]: 1]

  1. Kebahagian itu kelapangan dada untuk menerima segala keadaan dengan ridha.
  2. Allah adalah Zat Yang Melapangkan dada manusia bukan selain‐Nya. Karenanya mencari kebahagian itu di jalan‐Nya. 3. Kebahagiaan itu terletak di hati manusia dan bukan di nalar fikiran

وَوَضَعْنا عَنكَ  وزركَ  

Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu.”  [QS: Al Insyirah [94]: 2]

Semakin ringan beban yang dipikul oleh seorang hamba menandakan ia kian dekat dengan kebahagiaan. Dalam al‐Qur’an Allah lalu menyamakan dosa‐dosa itu dengan sebuah beban yang berat untuk dipikul manusia.

Patut diingat, dosa itu bisa terampuni dengan taubat, meminta ampun (istighfar), dan melakukan amalan‐amalan kebaikan yang bisa menggugurkan dosa dan kesalahan.

 وَرفَـعْنا لكَ  ذكْرَكَ

“Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.” [QS: Al Insyirah [94]: 3]

Sebutan yang baik niscaya mengundang doa kebaikan dan menjadikan lisan senantiasa memujinya.

Redaksi ayat “wa rafa’na” (dan Kami tinggikan) juga menyiratkan pesan, sebutan yang baik adalah suatu pemberian bukan perkara yang diminta‐minta. Oleh karenanya pujian yang bersifat dibuat‐buat itu tak ada manfaatnya sebab ia tak didasari keikhlasan kepada Allah Ta’ala

فَإ َّ ن  مَعَ  الْعُسْرِ  يُسْرًاً  إ َّ ن  مَعَ  العسْرِ  يسْرًاً

“Sesungguhnya bersama kesusahan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” [QS: Al Insyirah [94]: 4‐5]

Seorang Muslim menyadari bahwa tidak ada persoalan kecuali dibersamai dengan jalan keluar, tinggal bagaimana berusaha mencari solusi yang solutif tersebut.

Kemudahan itu diturunkan tepat bersamaan dengan kesulitan.

Setiap satu kesulitan diiringi dengan dua kemudahan sekaligus. (“yusran” bermakna jumlah lebih dari satu).

فإذا فَـرَغْتَ  فانصَبْ

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh‐sungguh (urusan) yang lain” [QS: Al Insyirah [94]:7]

Tak sepantasnya seorang Muslim terlena dengan kekosongan waktu, dalam melakukan aktivitas dan kerja tidak mengenal kata henti dan istirahat untuk meraih dan menggapai pahala dan ridha Allah SWT.

َوإِلَى َربِّ َك  فَ    ْارغَ ْب  

“Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” [QS: Al Insyirah [94]: 8]

Kita selalu berharap hanya kepada Allah. Ini mangandung makna bahwa seseorang harus selalu menghubungkan antara kesungguhan berusaha dengan harapan dan kecenderungan hati kepada Allah swt .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

You May Also Like

Empat Mutiara Manusia Yang Dapat Hilang Karena Empat Perkara

Kultum Ramadhan 1442H dari PDMGK.org kali ini mengangkat tema yang menarik yaitu…

Memuliakan Al-Qur’an

Bulan Ramadhan adalah Bulan Turunnya Al Qur’an ini adalah Momen terbaik untuk…

Empat Indikator Taqwa

Inilah Empat Indikator Taqwa, silahkan di simak Kultum Ramadhan dari Ustadz Untung…

Harta Terbaik dalam Islam

Ustadz Eko Tuanto kali ini membawakan Kultum Ramadhan tentang Harta Terbaik, selamat…